Ada Yang Salah Dengan Negeri Ini

Sudah terlalu lama saya melihat kekacaun di negeri ini. Moralitas dan integritas bangsa perlahan telah pudar. Mentalitas kerdil akibat jajahan tampak masih sangat terasa. Etika, tatakrama dan sopan santun menguap entah kemana. Banyak omong kosong belaka dan bualan dimana-mana. Mungkin kita sudah lelah untuk merubah tingkah polah bangsa ini, segala usaha dinilai percuma. Itulah realita kawan. Realita yang terjadi sekarang di negeri ini.
Saya sempat bertanya pada diri, masih patutkah saya bangga pada negeri ini jika keadaannya betul demikian? Rasa-rasanya saya malu, saya kecewa dan saya seolah tak peduli lagi pada negeri ini.
Itulah yang ada di benak dan pikiran picik saya pagi tadi.

Pemikiran terbalik
Saya jadi teringat pada sebuah video yang kurang lebih sama dengan apa yang saya pikirkan. Kata-katanya seperti ini:
Aku peduli.
Tapi masa depan bangsaku.
Itu bukan yang paling penting buat aku.
Duit banyak
Hidup senang
Posisi
Jauh lebih penting dari
Keadilan
Integritas
Moral
Aku yakin dan pasti
Ada harapan.
Negaraku masih menjunjung moral yang tinggi.
Tapi itu gak bakal bertahan
Nafsu lebih dinomor-satukan.
Trend menunjukkan
Anak cucu kita akan menuai kebobrokan kita.
Aku nggak percaya
Indonesia akan tetap jaya.
Memandang ke depan, aku melihat
"Degradasi moral melanda anak muda"
"Kawin cerai, apa salahnya?"
"Korupsi udah jadi budaya"
"Video mesum, itu mah biasa"
Nggak bisa dibilang lagi
Masih ada yang peduli akan bangsa ini.
Udah jelas banget
Generasi ini udah hancur dan gak ada harapan.
Sungguh sedih dan konyol kalo kita pikir
Kita BISA menjadikan dunia ini lebih baik.

Ada yang menarik disini. Pemikiran-pemikiran di atas adalah pemikiran orang yang pesimis. Orang yang hebat adalah orang yang mampu berpikir sebaliknya.
Gak percaya??
Sebagai pembuktian, mari kita baca secara terbalik balik kalimat di atas. Dari bawah ke atas. Dari kalimat di baris terakhir, terus sampai ke kalimat awal. Let's think in reverse! You'll find something amazing!
Ini videonya :



Macet dimana-mana
Macet merupakan rutinitas pagi yang tidak bisa dihindarkan, terutama di ibukota.
Bagaimana tidak macet, makin kesini kendaraan makin bertambah. Logika simpelnya, di negara kita kendaraan yang udah usang diperbaiki, yang baru terus bermunculan.
Volume kendaraan semakin parah, akses jalan tidak memadai. Tidak seimbang!

Tidak tertib lalu lintas
Pagi ini saja saya sudah melihat 2 tragedi kecelakaan. Padahal hampir setengah perjalanan saya tertidur di taksi lho. Kejadian tersebut tidak akan terjadi, jika seandainya para pengguna jalan tertib dalam berlalu lintas. Saat mudik biasanya jumlah kecelakaan meningkat dari pada hari-hari biasa. Terlepas dari yang namanya takdir, untuk meminimalisir kita harus bersikap sehati-hati mungkin ketika di jalan.

Partai baru
Pemilu sekitar 3 tahun lagi, tapi partai-partai udah mulai curi start, gencar nyari pendukung, mengembar-gemborkan kampanye dan usaha-usaha lainnya. Begitupun dengan partai-partai baru sudah bermunculan. Partai bikinan orang-orang yang terbuang. Hihihi
Mereka tengah menyiapakan manuver untuk berebut kursi dan berebut hati bangsa Indonesia untuk bertempur di kancah perpolitikan yang semakin hot saja. #ngerih
Tadi pagi saya liat di televisi ada satu partai baru dengan lambang sapu lidi. Sebagai seorang yang banyak berkecimpung di dunia desain *pret!*, saya ngeliatnya gimanaa gitu. Lucu! Seperti sedang mencari sensasi. Katanya pihak mereka, filosofinya logo tersebut yaitu berfungsi sebagai alat pembersih dari ketidakberesan yang terjadi di pemerintahan. *Bole juga, tapi gak banget ah!*
Kita sudahi pembicaraan mengenai politiknya, ngeri! Yang ada, nanti saya dibrangus! Ahaha

Penumpang kereta
Kereta adalah alat transportasi favorit bagi sebagian besar kalangan masyarakat kita, karena tarifnya yang murah dan tidak mengenal macet.
Pagi tadi saya melihat secara langsung puluhan penumpang duduk di atap dan bergelantungan pada kereta yang sedang melaju kencang. Untuk sampai di tempat yang mereka tuju dengan cepat, mereka seolah tak peduli akan keselamatan mereka. Padahal bahaya mengancam dan bisa datang kapan saja.
Apakah mereka tidak belajar dari kejadian yang sudah-sudah? Atau mereka sudah menganggap ini sebagai hal yang lumrah? Entahlah.

Etika puasa
Indonesia adalah negara dengan jumlah penganut Islam terbanyak di dunia. Saya mau menyentil sedikit kejadian yang membuat saya miris.
Beberapa kali saya melihat di bulan puasa, ibu-ibu berjilbab seenaknya makan di tempat umum. Mas-mas muka lokal merokok di tempat umum. Pasangan muda-mudi bermesraan di tempat umum. Dan masih banyak lagi. Padahal saya yakin dari tampang-tampang dan KTP-nya mereka Islam.
Di siang bolong banyak iklan-iklan minuman segar yang menggoda. Televisi memang penuh dosa!
Yaa, mereka mungkin punya alasan tersendiri. Tapi minimal kita menghargai orang yang berpuasa. Risih sekali saya melihatnya. Dimana malu kalian?
Lagi-lagi, etika menguap entah kemana.

Masih saja ada yang salah dengan negeri ini.

0 komentar:

Posting Komentar