Semenjak ditetapkan sidang itsbat (sidang penetapan 1 Syawal) semalam sampe sore ini, orang-orang masih aja rame dan kisruh memperbincangkan galaunya lebaran.
Entah itu di media massa, di televisi, berita artikel di internet bahkan parahnya lagi saya lihat di TL (timeline) twitter orang-orang dengan sotoynya meributkan dan mengomentari hal yang satu ini... huuuh cape deeh...
Mulai twit-twit yang kocak, santai, serius dan menjengkelkan... ahaha
Bangsa kita berlebihan deh, hal kayak gini aja jadi polemik dan dibesar-besarin, ada yang bilang karena ada politisasi lah, ini lah, itu lah... lebay! *nyari sensasi*
Pemerintah yang diwakili oleh Kementerian Agama menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1432 H jatuh pada hari Rabu 31 Agustus 2011 besok, sementara golongan lain ada juga yang menetapkan hari Selasa ini dan bahkan sebagian sudah ada yang berlebaran duluan hari Senin kemarin. Subhanalloh yah... :D
Kalo saya pribadi cenderung mengikuti ketetapan pemerintah karena melihat landasan : Ati’ullah wati’ul Rasul waulil Amri minkum. :)
Sidang istbat kemarin yaitu menggunakan metode Rukyatul Hilal (melihat bulan) yang merujuk pada hadits Nabi :
"Shumu liru'yatihi Wa Aftiru liru'yatihi" yang artinya : berpuasalah kalian dengan melihat bulan, dan berbukalah (dalam artian berlebaranlah) dengan melihat bulan.
Dan (katanya) menurut kebanyakan para saksi, di Indonesia nampaknya bulan belum terlihat. Dengan demikian hal tersebut tentunya belum mencukupi syarat sebagai pergantian bulan. Jadi hari Selasa masih termasuk bulan Ramadhan dan bulan puasa tahun ini genap menjadi 30 hari.
Hasil tersebut bukanlah hasil sembarangan akan tetapi berdasarkan penelitian para ahli dan ulama yang memiliki keilmuan yang mumpuni dengan memperhatikan syarat yang harus dipenuhi.
Balik lagi ke komentar-komentar yang bikin saya miris.
Mereka ngomentarin keadaan seperti ini dengan seenak udelnya, menjudge pemerintah blablabla dan lain sebagainya. Ya... beda pendapat bolehlah asalkan etikanya tetep dipake bung!
Saya yakin kebanyakan dari mereka adalah orang awam dan sotoy pastinya... Nah lho?!!
Ormas Islam yang paling santer dan memutuskan lebaran jatuh pada hari Selasa adalah Muhammadiyah. It’s OK tak apalah.
Mereka mempunyai dasar dan landasan, dan biasanya mereka menentukan awal puasa dan Syawal dengan metode hisab (untuk lebih jelas silahkan cari sendiri referensinya :) )
Bagi saya pribadi, saya tidak terlalu mempermasalahkan perbedaan ini, yang penting masing-masing pribadi meyakini dasar yang dimiliki.
Namun yang jadi masalah justru ketika mereka latah, sekedar ikut-ikutan dan bahkan meragukan dasar yang diikutinya.
Dalam Islam, perbedaan itu adalah berkah dan menambah khazanah Islam. Namun yang perlu dicermati adalah perbedaan ini janganlah menjadi pemecah belah ummat. Betul?!
Sore ini saya membaca sebuah berita di internet (sumber : http://bit.ly/pncMGN).
Di kalangan NU sendiripun ada yang berbeda pendapat, hal itu membuktikan bahwa manusia tidak memiliki kebenaran yang mutlak.
Ya kebenaran hakiki hanyalah milik Allah semata. Kita hanya berikhtiar dengan ilmu yang diberikan-Nya.
Mengenai kebenaran 1 Syawal 1432 H tepatnya itu jatuh kapan, wallahu ‘Alam. Hanya Allah yang tahu pasti :)
0 komentar:
Posting Komentar